Senin, 30 Agustus 2010

Steganography : Menyembunyikan data di depan mata

Steganography berbeda dengan enkripsi. keduanya memiliki kesamaan fungsi, yaitu menyembunyikan data dari orang2 yg tidak berhak mengakses data tersebut. hanya saja, jikalau Cryptography menyembunyikan data tersebut dalam kota besi yang butuh ratusan bahkan ribuan tahun untuk membukanya, steganography menyembunyikan data tersebut tepat di depan mata, walaupun jelas data tersebut tidak terlihat jika dilihat sepintas lalu saja.

Meskipun steganography digital sendiri masih terbilang bidang baru, secara aplikatif steganography dan varian2nya sudah cukup banyak dimanfaatkan, misalnya penggunaan pena dengan tinta khusus yg baru terlihat kalau disiram air, gesture2 tertentu yg memiliki makna khusus di kalangan teman2 anda, bahasa2 sandi di kalangan keluarga (misal ketika kakak bilang mama masak gosong artinya mood si ibu sedang tidak bagus) dan contoh2 lainnya.

Para penggemar novel espionase tentu sudah tidak asing dengan metode pengiriman pesan seperti contoh dibawa ini :

"saya kira restoran di tikungan Ahmad-yani tidak buka jam 12 malam. 18 orang bisa bawa bersama koleksi dvdnya untuk ditukar"

Ini adalah sedikit kode singkat dengan pola yang sama dengan yg ada di buku sherlock holmes karangan Sir Arthur Conan Doyle. bacalah kata2 ketiga. dari kode tersebut akan keluar kata2 : "restoran ahmad-yani jam 18 bawa dvdnya". tentu saja, steganography digital lebih rumit daripada ini.

Umumnya, steganography pada data digital memanfaatkan data foto (bmp, jpg) atau data lagu (mp3). tekniknya berbeda beda tergantung medianya. pada data lagu misalnya, kita bisa menyelipkan data dalam rupa distorsi kecil yg tidak bisa terdengar, tapi jika distorsi2 itu disatukan dan dianalisa, akan muncul data yang tersembunyi.

Pada file foto, teknik menyembunyikan biasanya dengan cara merubah bit warna pada data warna gambar tersebut. perubahan ini biasanya sangat kecil nilainya, dan sekali lagi hampir tidak terdeteksi pada gambar kualitas foto. yang menjadikan teknik ini menjadi suatu hal yang menarik untuk dicoba2.

Seperti cryptography yang memiliki musuh berupa "cryptoanalysis", steganography pun juga memiliki "steganoanalysis". namun berbeda dengan cryptography yang cenderung lebih dikenal orang, steganography masih sangatlah minim tool. di satu sisi, steganography tidak memiliki "standar" seperti cryptography (AES, DES, Blowfish etc). orang bisa belajar dan membuat sendiri algoritma penyimpanan data mereka. seringkali tidak sempurna memang, tapi juga mengakibatkan tool universal penangkap cryptography sangatlah langka (kalaupun ada, berupa software komersial)

Tantangan dari menciptakan software analisa ini terutama adalah dari keahlian yang dibutuhkan. jika cryptography akan bisa dipecahkan oleh ptogrammer manapun yg mampu membangun sebuah program brute-force (yang akan mencoba semua kombinasi huruf dan angka yang mungkin), memecahkan steganography memerlukan matematika tingkat tinggi.

dan poin menarik steganography adalah, jikalah anda menyembunyikan data dengan enkripsi, pengguna yg cukup pintar masih mungkin bisa mengira2 letak enkripsi anda (ekstensi yang aneh, filesize yang tidak pas dll dll). sedangkan dengan steganography, file container penyimpan rahasia anda tidak akan bisa dibedakan dengan file foto/lagu biasa tanpa penelitian mendalam. unik kan ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar